Us PUISI


karya :
KAHLIL GIBRAN 



 
Itulah saat yang memisahkan aroma kehidupan dari kesedarannya.
Itulah percikan api pertama yang menyalakan wilayah-wilayah jiwa.


Itulah nada magis pertama yang dipetik dari dawai-dawai perak hati manusia.
Itulah saat sekilas yang menyampaikan pada telinga jiwa tentang risalah hari-hari yang telah berlalu dan mengungkapkan karya kesedaran yang dilakukan


malam, menjadikan mata jernih melihat kenikmatan di dunia dan menjadikan
misteri-misteri keabadian di dunia ini hadir.


 
Itulah benih yang ditaburan oleh Ishtar, dewi cinta, dari suatu tempat yang
tinggi.
Mata mereka menaburkan benih di dalam ladang hati, perasaan memeliharanya,
dan jiwa membawanya kepada buah-buahan.


Pandangan pertama kekasih adalah seperti roh yang bergerak di permukaan air
mengalir menuju syurga dan bumi. Pandangan pertama dari sahabat kehidupan
menggemakan kata-kata Tuhan, "Jadilah, maka terjadilah ia"





          Kawanku, aku bukanlah apa yang tampak padaku. Penampilan tidak lebih apa hanyalah pakaian yang kukenakan yakni kain yang melindungiku dari cecaran pertanyaanmu dan melindungimu dari kealpaanku.

          “Aku” didalam diriku kawanku, mendekam dirumah keheningan, dan disana ia akan tinggal selamanya, tak teraba, tak terdekati.

          Mustahil bagiku untuk membuatmu meyakini apa yang kukatakan atau mempercayai apa yang kulakukan-sebab kata-kataku hanyalah suara pikiranmu yang kusuarakan dan tindakanku adalah harapanmu yang diwujudkan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar